Penalaran Deduktif, Induktif, dan Salah Nalar
Pengertian
Penalaran, Penalaran Deduktif, Penalaran Induktif dan Salah Nalar
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam
menalar yaitu deduktif dan induktif.
1.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses
penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut
dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh : Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
social.
Macam-macam penalaran
deduktif diantaranya :
- Silogisme
Silogisme adalah
suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
2. Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Paragraf berpola
deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Letak kalimat
utama di awal paragraf
2) Diawali dengan
pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
3) Diakhiri dengan
penjelasan
2.
Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf
yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung
pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa
pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi,
paragraf analogi,
paragraf sebab akibat bisa
juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif : Pada saat
ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan
lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock,
blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional
mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya
luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan
budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Macam-macam penalaran
induktif diantaranya :
- Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang
berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi
mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,
generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
a
Jika
ada udara, manusia akan hidup.
b
Jika
ada udara, hewan akan hidup.
c
Jika
ada udara, tumbuhan akan hidup.
d
Jika
ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Macam-macam
generalisasi:
- Generalisasi
sempurna
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi
macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi
tetap saja yang belum diselidiki.
2. Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi
berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Paragraf berpola
induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Letak
kalimat utama di akhir paragraf
2)
Diawali
dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3)
Paragraf
induktif diakhiri dengan kesimpulan
Kesalahan
Penalaran
Salah nalar dapat terjadi
di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada
kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan
karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua
macam:
1. Salah
nalar induktif, berupa :
a
kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b
kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c
kesalahan analogi.
2. Kesalahan
deduktif dapat disebabkan :
a
kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b
kesalahan karena adanya term keempat;
c
kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d
kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Pengertian
dan contoh salah nalar :
1.
Gagasan,
2.
pikiran,
3.
kepercayaan,
4.
simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang
terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk
tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang
berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini
akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan
karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses
penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran,
kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah
nalar.
Berikut ini salah nalar
yang berhubungan dengan induktif, yaitu :
§ Generelisasi
terlalu luas
Contoh : perekonomian
Indonesia sangat berkembang
·
Analogi yang salah
Contoh : ibu Yuni,
seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh
sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga
terjangkau.
Jenis –
jenis salah nalar
1.
Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan
diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
contoh :
·
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
·
Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
2.
Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini
disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan
besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
·
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi
manusia Pancasilais sejati.
·
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu
cepat pecah.
3.
Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi
oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
·
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak
diketahui orang lain.
4.
Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini
disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya
pergeseran maksud.
Contoh:
·
Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.
·
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah
jodohnya.
5.
Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat
terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan
persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang
lain.
Contoh:
·
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik.
6.
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini
disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang
diembannya.
Contoh:
·
Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami
karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
Konsep
dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan
aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol
atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud
penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep
adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang
digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol
berupa argumen.
Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas
bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling
berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran
tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya
pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan
digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk
menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
KESIMPULAN
Jadi, maksud dari
penalaran adalah untuk menemukan kebenaran. Dan Kebenaran dapat dicapai jika
syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi :
·
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki
seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi
adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi
sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran
memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
nice banget makasih yah kak infonya
BalasHapusperbedaan tepung tapioka dan maizena